SEJARAH THIFAN TSUFUK

Sesuai dengan bahasa Urwun yang merupakan bahasa asalnya, Thifan Po khan berarti "Kepalan Tangan Bangsawan Thifan". Thifan adalah sebutan lain dari Turpan yang dulunya termasuk daerah Turkistan Timur, yang pada akhirnya menjadi daerah jajahan Cina dan diganti namanya menjadi Xinjiang (negeri baru). Sebelum Islam datang ke daerah tersebut, beberapa suku asli seperti Tayli, Kimak, Doghan, Oirat, Kitan, Mongol, Naiman, dan Kati telah memiliki sejenis ilmu beladiri purba berbentuk gumulan, sepak tinju dan permainan senjata yang dinamakan Kagrul yang dipadukan dengan pengaturan napas Kampa. Saat dakwah Islam berinteraksi dengan tumbuhnya berbagai macam beladiri di kawasan itu terjadi pula penyesuaian beladiri dengan kaidah Islam.
Campuran Kumfu Cina Purba dengan Kampahana Tinju Hindustan yang diatur dengan jalan pernapasan Yoga Dahtayana membentuk Shourim Kumfu/Shaolin Kungfu di wihara-wihara. Aliran Shourim terus berkembang ke arah utara Cina dan memasuki daerah orang Lama (Tibet) dan orang Wigu (Turkistan). Di sana aliran Shourim ini pun pecah menjadi berpuluh-puluh cabang. Tersebutlah seorang bangsawan bernama Je'nan dari Suku Tayli yang pandai ilmu Syara dan terkenal sebagai Ahund (ustadz atau guru) muda. Je'nan menghimpun ilmu-ilmu beladiri itu dan ia pun berguru pada pendekar Namsuit serta orang-orang Wigu. Bersama para pendekar Muslim lain yang memiliki keahlian ilmu Gulat Mogul, Tatar, Saldsyuk, Silat Kitan, Tayli, mereka pun membentuk sebuah aliran bernama Shurul Khan (siasat para bangsawan). Dari Shurul Khan inilah terbentuk sembilan aliran, aliran-aliran ini kemudian diolah dan menjadi cikal bakal munculnya Thifan Po Khan.
Sejarah Thifan Po Khan di Indonesia berawal pada abad ke-16 di masa Sultan Malik Muzafar Syah dari Kerajaan Lamuri yang mendatangkan pelatih Thifan Po Khan dari Turkistan Timur untuk menyebarkannya ke kalangan para bangsawan di Sumatera lalu kemudian menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.